BAB.8. Pertentangan Sosial dan Integrasi
Masyarakat
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
tugas yang berjudul “Pertentangan-Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”
ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah IBD. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut
tentang perbedaan kepentingan, prasangka dan diskriminasi, Ethnosentrisme dan
stereotype, konflik dalam masyarakat, serta integrasi masyarakat dan nasional.
Maka dari itu makalah ini cocok dibaca oleh kalangan mahasiswa maupun
masyarakat umum yang cinta terhadap persatuan dan kesatuan sebagai warga negara
Indonesia.
Saya juga menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu saya sangat berharap
dapat menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 02 Januari 2015
Shinta Rahayu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………......1
DAFTAR ISI……………….……………………………………………………………......….….2
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
ISI DAN PEMBAHASAN
1. Isi dan Pembahasan………………………………………………………………………………4
PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………...10
2.
Saran.............................................................................................................................................10
3. Contoh Studi Kasus.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
3. Contoh Studi Kasus.......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tingkah laku individu satu
dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada
dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi
kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu
mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan.
Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan
orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
Di dalam kelompok masyarakat
Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan
kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan,
benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi
yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam
masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama
biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui
integrasi masyarakat. Integrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena
dipengaruhi oleh faktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok,
mobilitas geografis, dan efektifitas komunikasi.
PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT
Pertentangan
sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul
dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.
Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya
perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya
hidup. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan
sosial:
- PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini
merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
Kedua faktor
diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan.
Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang
timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam
menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial
yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar
kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang
paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya
seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.
- PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETHOSENTRIS
Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang
yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah
nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan
masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan.
Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan
pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam kaitan dengan
dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan
untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon
Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya
prasangka:
1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
1. Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai
unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan
sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak,
bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
Stereotype merupakan suatu tanggapan dan
anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak
pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak
lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.
- PERTENTANGAN SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik
(Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau
kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri
seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang
konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen
dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.
Cara-cara
pemecahan konflik :
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
1. Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2. Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
- GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDADAN INTEGRASI SOSIAL
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai
proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Bentuk
Integrasi sosial
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor
terjadinya masalah sosial
1. Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
1. Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri.
· Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
· Tuntutan kebutuhan
· Jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
· Tuntutan perkembangan zaman
· Persamaan kebudayaan
· Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
· Persaman visi, misi, dan tujuan
· Sikap toleransi
· Adanya kosensus nilai
· Adanya tantangan dari luar
Syarat
Berhasilnya Integrasi Sosial
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
- INTEGRASI NASIONAL
Integrasi
Nasional adalah
penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa
integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk
menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
- Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.
- Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
- Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
- Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
- Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Di setiap masyarakat pasti muncul
pertentangan-pertentangan atau permasalahan-permasalahan, di antaranya:
- Perbedaan Kepentingan: ada 2 kepentingan dalam diri individu, yakni kepentingan biologis dan kepentingan sosial/psikologis.
- Prasangka dan Diskriminatif: prasangka yang menunjukkan aspek sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan.
- Ethnosentrisme dan Stereotype
Ethnosentrisme : kebudayaan
dirinya lebih unggul dari kebudayaan lainnya.
Stereotype
: gambaran dan anggapan jelek.
- Konflik dalam kelompok: Suatu tingkah laku yang dibedakan emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya.
Cara pengendalian dari
permasalahan-permasalahan di atas, yaitu melalui integrasi masyarakat dan
nasional, yang mengandung pengertian:
1. Integrasi
Masyarakat : adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat.
2. Integrasi
Nasional : organisasi-organisasi formal
melalui mana masyarakat menjalankan keputusan-keputusan yang berwenang.
2. Saran
Makalah yang ditulis ini tentunya
sangat jauh dari nilai kesempurnaan. Meskipun demikian penulis tetap
menyarankan kepada para pembaca, agar dalam menjalani kehidupan sehari-hari
selalu melihat konflik maupun pertentangan-pertentangan yang bersumber dari
perbedaan secara logis dan realistis, sehingga tidak menimbulkan konflik yang
lebih besar yang dapat mengarahkan kita pada perpecahan dalam berbangsa. Semoga
makalah yang sederhana ini memiliki manfaat bagi penulis khususnya dan seluruh
pembaca pada umumnya.
3. Studi Kasus
CONTOH STUDI KASUS PERTENTANGAN DAN INTEGRASI MASYARAKAT
Contoh kasus pertentangan sosial yang sedang terjadi di indonesia antara lain adalah kasus mesuji, yang diakibatkan tidak adanya penyelesaian masalah yang baik. Sehingga terjadinya persengketaan tanah anatara masyarakat dengan pihak lain.
Contoh lain peristiwa tersebut di Bima, Nusa
Tenggara Timur, terjadinya pertumpahan darah karena adanya perselisihan antara
warga dengan perusahaan pertambangan yang akan membuka lahan pertambangan di
wiliayah tersebut. Namun ditolak oleh masyarakat di wilayah tersebut.
Agar
tidak terjadi lagi kasus-kasus tersebut di indonesia, masyarakat indonesia
harus menanamkan sikap dan kesediaan menenggang dan sikap terbuka golongan
penguasa sehingga meniadakan kemungkinan diskriminasi.
OPINI :
kasus diatas sering kali terjadi karena adanya sikap yang tidak terbuka antara
golongan penguasa terhadap rakyat kecil sehingga sering kali terjadi kesalah
pahaman antara satu dengan yang lain. maka dari itu , masyarakat indonesia
harus menanamkan sikap dan kesediaan menenggang dan sikap terbuka golongan
penguasa sehingga meniadakan kemungkinan diskriminasi.
Daftar Pustaka
http://syifafauziah31.blogspot.com/2013/12/contoh-studi-kasus-pertentangan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar